“JASMERAH”..Jangan
Sekali-kali Melupakan Sejarah. Membaca ungkapan ini pasti pemikiran kita
langsung tertuju pada diri sang Proklamator kemerdekaan Indonesia, Ir H Sukarno.yah
beliau adalah sosok yang sangat saya kagumi bahkan menjadi tokoh idola saya. Berbagai
buku serta artikel tentangnya menjadi penggetar motivasi saya.
Orang
yang pertama kali memperkenalkan sosok proklamotor ini adalah ayah saya sendiri
Ayah saya adalah guru pertama bagi saya sebelum saya mengenal dunia luar, beliau
mengajari dan mengenalkan banyak hal kepada saya. Berbagai ilmu sejarah
perjuangan negri ini, cerita dongeng nusantara, dan kondisi negara dikala itu
sudah mampu saya cerna sebelum saya masuk sekolah dasar. Dan semua itu masih
kuat diingatan saya sampai sekarang.
Kecintaan
saya terhadap sejarah itu juga hasil didikan ayah saya, bagaimana ayah saya
selalu mengajarkan untuk menghargai barang kecil, yang tak berharga, tetapi
mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi...yah begitulah sekilas bografi sosok
ayah saya. Apa yang ada dalam diri saya didominasi oleh karakternya...:)
Dari
kata-kata Bung Karno serta ajaran dari ayah saya, menjadikan saya seorang yang
sangat mencintai sejarah. Baik itu sejarah perjalanan hidup saya sendiri. Hehe ingin
ketawa rasanya bila mengingat tingkah saya yang terlihat aneh dimata
teman-teman saya. Yahhh anehh “ih
kamu tu aneh banget sih pristi..” itu kata-kata yang selalu terlontar dari
teman-teman saya.
Yahhh
saya tak pernah melewatkan moment setiap perjalanan hidup saya. Sesuatu yang pernah
saya lewati itu harus berasa bersejarah (hehehe). Terang saja kebiasaan saya membawa
benda dari tempat yang saya kunjungi menjadikan nilai bersejarah bagi diri saya
sendiri. Misal; Batang Padi yang saya bawa dari Nganjuk, daun Pisang dari
Kediri, Lumpur Lapindo dari Sidoharjo, Pasir, Air dari Pantai2 yang pernah saya
kunjungi (Bali Dll), mengabadikan tanggal2 cantik, Bahkan uang Jadul dari
berbagai negara (Baru 9 negara) ha dan semua itu masih tersusun rapi di album
saya.hehe
Waduh ...kebanyakan
curhat :D, kembali kepada niat awal saya ingin menulis blog ini. Disini saya
ingin bercerita sedikit bagaimana perjuangan saya untuk mewujudkan mimpi itu,
yahhh bisa mengunjungi Makam Sang Proklamator negri ini yang tak lain adalah
idola saya. Heheh maaf saya adalah orang yang suka bermimpi, mimpi saya tak
pernah besar2 kok tetapi usaha saya yang
besar untuk mewujudkan mimpi itu... ha.
Malam
itu:
“
Pak, besok saya mau berangkat ke Kediri kurang lebih selama 2 bulan...mohon doa
dan restunya ya pak?”
“iya
nduk, Bpak sekeluarga mendoakanmu , belajar yang benar... wahh Nduk? Kediri itu
dekat dengan Blitar. Makam Bung Karno ada di Blitar...”
Begitulah
kira2 penggalan percakapan saya dengan ayah via handphone ketika saya meminta
restunya untuk belajar ke Kediri. Ketika itu saya ngelantur “ saya adalah
putri pertiwi yang sangat mencintai negri ini, Ya Allah! jika engkau yakin dari
10 pemuda itu adalah aku, maka izinkan aku untuk bisa menginjakkan kakiku
kepada orang yang sangat berpengaruh di negri ini atas restumu, biar aku bisa
merasakan perjuangan itu, aminnn”
Tibalah
saya di Kediri pada tanggal 1-2-11 (cantikkan tanggalnya), selama 2 minggu disana
Saya selalu bertanya dengan orang sekitar kira-kira berapa jauh dari tempat
saya tinggal ke Blitar. Mereka bilang lumayan jauh...usaha belum usai, lalu
saya menelfon Pakde saya yang ada di Nganjuk. Saya mengutarakan keinginan saya
untuk ke Blitar.
“Pak
de Jauh tidak Blitar dari Kediri, saya pengen kesana”
“koe
ki ngapain mau kesana nduukk, Ya lumayan jauh...udah! belajar aja g usah
neko2...ini jawa bukan Sumatra”.
Pupus
harapan saya ketika itu, saya mencoba melupakan mimpi saya dan mulai belajar
tanpa memikirkan mimpi-mimpi itu. mungkin Tuhan tidak Ridha pikir saya kala
itu.
Ketika
kelas Siang yang sangat melelahkan tiba-tiba Guru saya membakar semangat mimpi
saya lagi. Yahh mimpi itu kembali bergejolak ...
“ Kalian
tahu, hal apa yang membuat saya kembali bersemangat ketika saya merasa jenuh,
letih, dan putus harapan. Kalian tahu hati serta jiwa saya akan kembali
bersemangat ketika saya mengunjungi Makam Bung Karno. Disana ada Lukisan Beliau
yang berdetak, yah berdetak seperti hidup. Ketika masuk perpustakaan serta
museumnya saya akan bersemangat kembali, yang saya lakukan saat ini tidak ada
apa-apanya dengan perjuangan beliau. Jika kita ada waktu kita main kesana bersama-sama
satu kelas. Kalian harus kesana” kata Miss indah Guru Speaking di Daffodils
Steptone C
Subhanallah,
Mimpikuuuu? Akan terwujud, sepeda yang kukayuh disiang bolong itu tak
kurasakan, yang saya rasakan hanya sejarah dan perjuangan itu...ha (buku-buku,
foto-foto, peninggalan bersejarah, koin-koin Jadul, bendera yang Terbuat dari
Mukenah, Lukisan-likisan, dll...wahhhhh
Sesampai
dicamb saya mencoba meminta izin dengan pembimbing saya, mengutarakan maksud
dan niat saya untuk pergi ke Blitar. Dan apa yang terjadi? jawabanya sangat
mengecewakan!. Dada saya kembali sesak, bayangan itu menjadi kabur semua, ...ohh
mimpiku?
Malam
itu, saya nekat! Yah nekat! Menemui 4 teman saya dari kota-kota yang sangat
berbeda (tak satupun teman saya dari Jambi). Mereka adalah traveler tangguh,
backpaker handal, orang-orang yang berprinsip hidup itu adalah
Advanture...Hutan, Arus Jeram, Pulau Tak berpenghuni, gunung, dll itu semua
sudah mereka taklukkan. Mereka teman yang tak akan saya lupakan seumur hidup
saya.
Malam
itu, saya mencoba me_brainstorming mereka...saya utarakan niat saya dan
meyakinkan mereka akan tempat itu. awalnya mereka tidak tertarik tapi saya
terus berusaha membujuk mereka, dan pada akhirnya mereka sepakat. Kami pasang
strategi serta tak tik bagaimana dan bagaimana, seperti rapat ala Para petinggi
negri, ..Hahh lega
Pagi
itu, saya terpaksa berbohong dengan pembimbing saya. “Saya izin, hanya ingin
pergi Jalan-jalan di sekitar Pare sampai sore” kata saya. Sepertinya pembimbing
saya curiga, tapi saya tak peduli. Berangkatlah kami berlima menuju Blitar. Hal
seru dan menyedihkan banyak sekali, mulai dari salah angkot, salah arah tujuan
Bis, salah masuk lokasi Bus (muter2), ganti Bus lebih dari 4 kali, jalan kaki
melewati toko yang sama lebih dari 3 kali, naik becak diputer2 padahal makamnya
dekat, dan banyak lagi yang tak bisa saya ceritakan detailnya...bisa jadi Buku
nanti haha. Tapi satu teman yang membuat kami tetap semangat kala itu. dengan BBnya
yang selalu Uptodate Peta Online...”tenang kita sekarang disini,disitu,
dekat lagi” itu yang selalu dia ucapkan.
Makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur |
Sesampai
saya di Makam bung karno, jantung saya berdesir dan berdetak hebat, saya
benar-benar merasakan perjuangan itu, yahh perjuangan itu...lukisan-lukisan itu
tidak hanya poster atau gambar seperti yang saya lihat di buku-buku sekolah
dulu, tembok itu benar2 bercerita tentang perjuangan itu, benda-benda
bersejarah itu benar-benar ada didepan mata saya, buku-buku itu semua bercerita
tentang perjuangan itu, saya hanya bisa bersyukur atas Izin-NYA bisa
mengunjungi tempat itu.
Museum Bung Karno, Blitar, Jawa Timur |
Yang
membuat saya menangis dan benar-benar bisa merasakan perjuangan itu adalah
ketika saya melihat Lukisan Bung Karno, memakai Baju kenegaraan berwarna Hijau,
dengan Kris ditanganya, Peci hitamnya, serta Pangkat yang sangat banyak sekali
dipundak, dan didadanya, yang tak sempat saya untuk menghitungnya, lukisan itu
kira-kira tingginya 150 cm dan lebar 40 cm, di kelilingi rantai berwarna emas. Beliau
tampak sangat gagah melihat kami yang terpana didepanya. Badan saya gemetar
ketika cerita itu benar nyata...yah LUKISAN ITU BERDETAK pas dibagian dada Bung
Karno sebelah Kiri. Setelah beberapa lama saya terdiam akhirnya saya
memberanikan diri untuk mendekati belakang lukisan itu, meyakinkan diri, benar
atau tidak, adakah alat yang membuatnya bisa berdetak, ternyata tidak, saya
hanya melihat kanvas putih...Subhanallah saya menangis lagi.
Di atas makam Bung Karno terdapat suatu batu pualam bertuliskan “Di sini dimakamkan Bung Karno Proklamator kemerdekaan dan Presiden pertama Republik Indonesia - Lahir 6 Juni 1901 Wafat 27 Juni 1970 - Penyambung Lidah Rakyat” |
Konon
lukisan ini pernah dibawa keBandung, tapi tidak berdetak, Lukisan itu kembali
berdetak ketika dibawa ke Blitar, Tanah Kelahiran Sang Putra Fajar. Sayang saya
tidak bisa mengabadikan karena penjagaan yang ketat dan tak boleh membawa alat kamera,
hanphone, dan benda apapun. Saya hanya bisa mengabadikan di otak saya hahah
Museum dan Perpustakaan Bung karno, Blitar, Jawa Timur |
Sosoknya yang sangat Kukagumi |
Itulah
usaha saya untuk mewujudkan mimpi itu, jangan pernah takut bermimpi... Karena
hidup adalah mengejar mimpi, kata Andrea Hirata ”Orang
seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan
bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu!” teriak Arai pada
Ikal, dalam buku Sang Pemimpinya Andrea Hirata. So jangan takut bermimpi dan Wujudkanlah
mimpi mu :)
Kejadian tempo lalu seperti nampak pada lukisan tersebut, benar benar terasa hidup saat kita menghayatinya :)
ReplyDeleteNiche blog
Aku ikutan merinding lohh bacanya. Walopun foto lukisannya nggak ada, tapi kebayang aja git.
ReplyDeleteSubhanallah... Kerenn
Catatan Harian Irfan@ yah , Kejadian Tempo dulu masih bisa kita rasakan bagi yang menghayatinya..:)thank you for your coment
ReplyDeleteArmae@ kaka Rie, Boleh Mampir Kesana, Kan deket tu...he thank you for your coment...