Sunday 24 March 2013

Lukisan ITU benar-Benar HIDUP


“JASMERAH”..Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Membaca ungkapan ini pasti pemikiran kita langsung tertuju pada diri sang Proklamator kemerdekaan Indonesia, Ir H Sukarno.yah beliau adalah sosok yang sangat saya kagumi bahkan menjadi tokoh idola saya. Berbagai buku serta artikel tentangnya menjadi penggetar motivasi saya.
Orang yang pertama kali memperkenalkan sosok proklamotor ini adalah ayah saya sendiri Ayah saya adalah guru pertama bagi saya sebelum saya mengenal dunia luar, beliau mengajari dan mengenalkan banyak hal kepada saya. Berbagai ilmu sejarah perjuangan negri ini, cerita dongeng nusantara, dan kondisi negara dikala itu sudah mampu saya cerna sebelum saya masuk sekolah dasar. Dan semua itu masih kuat diingatan saya sampai sekarang.
Kecintaan saya terhadap sejarah itu juga hasil didikan ayah saya, bagaimana ayah saya selalu mengajarkan untuk menghargai barang kecil, yang tak berharga, tetapi mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi...yah begitulah sekilas bografi sosok ayah saya. Apa yang ada dalam diri saya didominasi oleh karakternya...:)
Dari kata-kata Bung Karno serta ajaran dari ayah saya, menjadikan saya seorang yang sangat mencintai sejarah. Baik itu sejarah perjalanan hidup saya sendiri. Hehe ingin ketawa rasanya bila mengingat tingkah saya yang terlihat aneh dimata teman-teman saya. Yahhh anehh  ih kamu tu aneh banget sih pristi..” itu kata-kata yang selalu terlontar dari teman-teman saya.
Yahhh saya tak pernah melewatkan moment setiap perjalanan hidup saya. Sesuatu yang pernah saya lewati itu harus berasa bersejarah (hehehe). Terang saja kebiasaan saya membawa benda dari tempat yang saya kunjungi menjadikan nilai bersejarah bagi diri saya sendiri. Misal; Batang Padi yang saya bawa dari Nganjuk, daun Pisang dari Kediri, Lumpur Lapindo dari Sidoharjo, Pasir, Air dari Pantai2 yang pernah saya kunjungi (Bali Dll), mengabadikan tanggal2 cantik, Bahkan uang Jadul dari berbagai negara (Baru 9 negara) ha dan semua itu masih tersusun rapi di album saya.hehe
Waduh ...kebanyakan curhat :D, kembali kepada niat awal saya ingin menulis blog ini. Disini saya ingin bercerita sedikit bagaimana perjuangan saya untuk mewujudkan mimpi itu, yahhh bisa mengunjungi Makam Sang Proklamator negri ini yang tak lain adalah idola saya. Heheh maaf saya adalah orang yang suka bermimpi, mimpi saya tak pernah besar2 kok  tetapi usaha saya yang besar untuk mewujudkan mimpi itu... ha.
Malam itu:
“ Pak, besok saya mau berangkat ke Kediri kurang lebih selama 2 bulan...mohon doa dan restunya ya pak?”
“iya nduk, Bpak sekeluarga mendoakanmu , belajar yang benar... wahh Nduk? Kediri itu dekat dengan Blitar. Makam Bung Karno ada di Blitar...”
Begitulah kira2 penggalan percakapan saya dengan ayah via handphone ketika saya meminta restunya untuk belajar ke Kediri. Ketika itu saya ngelantur “ saya adalah putri pertiwi yang sangat mencintai negri ini, Ya Allah! jika engkau yakin dari 10 pemuda itu adalah aku, maka izinkan aku untuk bisa menginjakkan kakiku kepada orang yang sangat berpengaruh di negri ini atas restumu, biar aku bisa merasakan perjuangan itu, aminnn”
Tibalah saya di Kediri pada tanggal 1-2-11 (cantikkan tanggalnya), selama 2 minggu disana Saya selalu bertanya dengan orang sekitar kira-kira berapa jauh dari tempat saya tinggal ke Blitar. Mereka bilang lumayan jauh...usaha belum usai, lalu saya menelfon Pakde saya yang ada di Nganjuk. Saya mengutarakan keinginan saya untuk ke Blitar.
“Pak de Jauh tidak Blitar dari Kediri, saya pengen kesana”
“koe ki ngapain mau kesana nduukk, Ya lumayan jauh...udah! belajar aja g usah neko2...ini jawa bukan Sumatra”.
Pupus harapan saya ketika itu, saya mencoba melupakan mimpi saya dan mulai belajar tanpa memikirkan mimpi-mimpi itu. mungkin Tuhan tidak Ridha pikir saya kala itu.
Ketika kelas Siang yang sangat melelahkan tiba-tiba Guru saya membakar semangat mimpi saya lagi. Yahh mimpi itu kembali bergejolak ...
Kalian tahu, hal apa yang membuat saya kembali bersemangat ketika saya merasa jenuh, letih, dan putus harapan. Kalian tahu hati serta jiwa saya akan kembali bersemangat ketika saya mengunjungi Makam Bung Karno. Disana ada Lukisan Beliau yang berdetak, yah berdetak seperti hidup. Ketika masuk perpustakaan serta museumnya saya akan bersemangat kembali, yang saya lakukan saat ini tidak ada apa-apanya dengan perjuangan beliau. Jika kita ada waktu kita main kesana bersama-sama satu kelas. Kalian harus kesana” kata Miss indah Guru Speaking di Daffodils Steptone C
Subhanallah, Mimpikuuuu? Akan terwujud, sepeda yang kukayuh disiang bolong itu tak kurasakan, yang saya rasakan hanya sejarah dan perjuangan itu...ha (buku-buku, foto-foto, peninggalan bersejarah, koin-koin Jadul, bendera yang Terbuat dari Mukenah, Lukisan-likisan, dll...wahhhhh
Sesampai dicamb saya mencoba meminta izin dengan pembimbing saya, mengutarakan maksud dan niat saya untuk pergi ke Blitar. Dan apa yang terjadi? jawabanya sangat mengecewakan!. Dada saya kembali sesak, bayangan itu menjadi kabur semua, ...ohh mimpiku?
Malam itu, saya nekat! Yah nekat! Menemui 4 teman saya dari kota-kota yang sangat berbeda (tak satupun teman saya dari Jambi). Mereka adalah traveler tangguh, backpaker handal, orang-orang yang berprinsip hidup itu adalah Advanture...Hutan, Arus Jeram, Pulau Tak berpenghuni, gunung, dll itu semua sudah mereka taklukkan. Mereka teman yang tak akan saya lupakan seumur hidup saya.
Malam itu, saya mencoba me_brainstorming mereka...saya utarakan niat saya dan meyakinkan mereka akan tempat itu. awalnya mereka tidak tertarik tapi saya terus berusaha membujuk mereka, dan pada akhirnya mereka sepakat. Kami pasang strategi serta tak tik bagaimana dan bagaimana, seperti rapat ala Para petinggi negri,  ..Hahh lega

Pagi itu, saya terpaksa berbohong dengan pembimbing saya. “Saya izin, hanya ingin pergi Jalan-jalan di sekitar Pare sampai sore” kata saya. Sepertinya pembimbing saya curiga, tapi saya tak peduli. Berangkatlah kami berlima menuju Blitar. Hal seru dan menyedihkan banyak sekali, mulai dari salah angkot, salah arah tujuan Bis, salah masuk lokasi Bus (muter2), ganti Bus lebih dari 4 kali, jalan kaki melewati toko yang sama lebih dari 3 kali, naik becak diputer2 padahal makamnya dekat, dan banyak lagi yang tak bisa saya ceritakan detailnya...bisa jadi Buku nanti haha. Tapi satu teman yang membuat kami tetap semangat kala itu. dengan BBnya yang selalu Uptodate Peta Online...”tenang kita sekarang disini,disitu, dekat lagi” itu yang selalu dia ucapkan.
Makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur
Sesampai saya di Makam bung karno, jantung saya berdesir dan berdetak hebat, saya benar-benar merasakan perjuangan itu, yahh perjuangan itu...lukisan-lukisan itu tidak hanya poster atau gambar seperti yang saya lihat di buku-buku sekolah dulu, tembok itu benar2 bercerita tentang perjuangan itu, benda-benda bersejarah itu benar-benar ada didepan mata saya, buku-buku itu semua bercerita tentang perjuangan itu, saya hanya bisa bersyukur atas Izin-NYA bisa mengunjungi tempat itu.
Museum Bung Karno, Blitar, Jawa Timur
Yang membuat saya menangis dan benar-benar bisa merasakan perjuangan itu adalah ketika saya melihat Lukisan Bung Karno, memakai Baju kenegaraan berwarna Hijau, dengan Kris ditanganya, Peci hitamnya, serta Pangkat yang sangat banyak sekali dipundak, dan didadanya, yang tak sempat saya untuk menghitungnya, lukisan itu kira-kira tingginya 150 cm dan lebar 40 cm, di kelilingi rantai berwarna emas. Beliau tampak sangat gagah melihat kami yang terpana didepanya. Badan saya gemetar ketika cerita itu benar nyata...yah LUKISAN ITU BERDETAK pas dibagian dada Bung Karno sebelah Kiri. Setelah beberapa lama saya terdiam akhirnya saya memberanikan diri untuk mendekati belakang lukisan itu, meyakinkan diri, benar atau tidak, adakah alat yang membuatnya bisa berdetak, ternyata tidak, saya hanya melihat kanvas putih...Subhanallah saya menangis lagi.
Di atas makam Bung Karno terdapat suatu batu pualam  bertuliskan “Di sini dimakamkan Bung Karno Proklamator kemerdekaan dan Presiden pertama Republik Indonesia - Lahir 6 Juni 1901 Wafat 27 Juni 1970 - Penyambung Lidah Rakyat”
Konon lukisan ini pernah dibawa keBandung, tapi tidak berdetak, Lukisan itu kembali berdetak ketika dibawa ke Blitar, Tanah Kelahiran Sang Putra Fajar. Sayang saya tidak bisa mengabadikan karena penjagaan yang ketat dan tak boleh membawa alat kamera, hanphone, dan benda apapun. Saya hanya bisa mengabadikan di otak saya hahah
Museum dan Perpustakaan Bung karno, Blitar, Jawa Timur
Sosoknya yang sangat Kukagumi
Itulah usaha saya untuk mewujudkan mimpi itu, jangan pernah takut bermimpi... Karena hidup adalah mengejar mimpi, kata Andrea Hirata ”Orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu!” teriak Arai pada Ikal, dalam buku Sang Pemimpinya Andrea Hirata. So jangan takut bermimpi dan Wujudkanlah mimpi mu :)

3 comments:

  1. Kejadian tempo lalu seperti nampak pada lukisan tersebut, benar benar terasa hidup saat kita menghayatinya :)
    Niche blog

    ReplyDelete
  2. Aku ikutan merinding lohh bacanya. Walopun foto lukisannya nggak ada, tapi kebayang aja git.
    Subhanallah... Kerenn

    ReplyDelete
  3. Catatan Harian Irfan@ yah , Kejadian Tempo dulu masih bisa kita rasakan bagi yang menghayatinya..:)thank you for your coment

    Armae@ kaka Rie, Boleh Mampir Kesana, Kan deket tu...he thank you for your coment...

    ReplyDelete

"Setelah dibaca silahkan kasih komentar
karena postingannya sopan, maka diharap komentarnya juga yang sopan"

BertaBuR BintAn9

Bintang Ungu